Rabu, 21 Juli 2010

Candi Ceto



Candi Ceto merupakan Kahyangan Jagat Nusantara, yang dalam kurun waktu berabad-abad di candi ini belum pernah diselenggarakan upakara yang dikehendaki oleh Beliau Sasuhunan yang berstana di Candi Ceto Gunung Lawu-Solo. Sehingga, dengan terselenggaranya Karya Agung dimaksud, merupakan kewajiban kita bersama untuk memohon keselamatan dan kerahajengan Nusantara. Penyelenggaraan karya ini pada hari Anggara Kliwon Medangsia, juga bertepatan dengan upacara Modosiyo yang senantiasa dilaksanakan di Candi Ceto dua kali dalam setahun.

Candi Ceto merupakan salah satu peninggalan purbakala yang ada di lereng Gunung Lawu. Secara administratif candi ini berada di Desa Ceto, Kelurahan Gumeng, Kec. Jenawi, Kab. Karanganyar Jawa tengah. Candi ini berada di lereng barat Gunung Lawu yang merupakan bentang alam bergunung, berbukit dan dikelilingi tebing-tebing dan jurang-jurang yang terjal serta merupakan pegunungan patahan.

Candi Ceto merupakan bangunan suci yang berbentuk punden berundak, yang semakin ke belakang makin suci. Bentuk seperti ini dilandasi kepercayaan bahwa gunung adalah tempat suci dan arwah nenek moyang berada di puncak gunung. Kepercayaan ini telah ada sebelum Hindu-Budha masuk ke Nusantara dan mencapai puncaknya pada masa kejayaan Majapahit. Pada masa kerajaan ini, arah hadap atau orientasi bangunan suci tidak lagi ke timur-barat melainkan berorientasi ke arah gunung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar